Kamis, 05 Juni 2014

Teori Ela Joy Lerhman dan Morten


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai rnes pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif.
Ada lima teori yang mempengaruhi model kebidanan, yaitu teori reva rubin, teori Ramona T   mercer, teori jean ball, teori ela joy lerhman dan morten, dan teori ernestine wiedenbach. Dalam makalah ini akan lebih dibahas mengenai teori ela joy lerhman dan morten.
1.2. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah :
1.      Mengetahui Pengertian Teori Ela Joy Lehrman
2.      Untuk menambah pengetahuan tentang adanya Teori Ela Joy Lehrman.
1.3. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Teori Ela Joy Lehrman dan Morten ?
2.      Kapan komponen yang dibuat  Lehrman diuji oleh Morten ?
3.      Kenapa Lehrman dan Morten mengemukakan 8 konsep ?
4.      Bagaimana hasil pengujian oleh Morten ?

1.4 Manfaat
            Agar bidan mengetahui tentang Teori Ella Joy Lehrman dan bisa melihat semakin luasnya tugas yang dibebankan pada bidan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
            Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin dkk, 1983 dan Robinson 1985 mempelajari  peran bidan dalam  member infomasi yang komperhensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidanan, seperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan. Mereka mempelajari sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya dalam semua aspek dari perannya memberi asuhan ibu bersalin. Macintyre ( 1980 ) dalam observasinya menemukan perbedaan antara rhetoric resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami seorang ibu diklinik spesialis. Lerhman mengidenfikasikan konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang akan diberikan.
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan dalam ibu hamil dan memberikan pertolongan dalam ibu  bersalin. Lerhman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktik.  Lerhman dan Morten mengemukakan 8 konsep penting dalam pelayanan antenatal :
1.      Asuhan kebidanan yang berkesinambungan.
2.      Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan.
3.      Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan.
4.      Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan.
5.      Keterlibatan dalam asuhan kebidanan.
6.      Advokasi dari pelayanan kebidanan.
7.      Asuhan yang partisipatif
8.      waktu

Lehrman memberikan teknik pada bidan tentang asuhan Partisipatif kepada kliennya yaitu Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanan. Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil dari pelayanan antenatal. Misalnya : pendidikan tentang laktasi, persiapan persalinan, senam hamil, pemeriksaan fisik seperti palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Kedelapan komponen yang dibuat lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh Morten ( 1991 ) pada pasien post partum. Asuhan yang partisipatif dalam kontkes pelayanan bidan di UK dibahasakan sebagai pilihan dan control dari si wanita yang dilayani ( choise and on the part of the women ). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkaji dan merencanakan program asuhan yang dilakukan bersama si penerima dan si pemberi asuhan. Dari hasil penerapan tersebut, Morten, dkk ( 1991 ) menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8 komponen yang telah dibuat  lehrman , yaitu :
1.      Empowerment ( perbedayaan )
Suatu dalam member kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan energy dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain : penguatan/penegasan ( affirmation ) , memvalidasi , meyakinkan kembali dan memberi dukungan.
2.      Lateral Relationship ( hubungan sesama )
Bidan menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka ( self of openness ), sling menghargai ( mutual regards ), sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
3.      Teknik Terapeutik
Teknik terapeutik dijelaskan sebagai Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam perkembangan dan penyembuhan. Teknik terapeutik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap : Mendengar yang aktif, menyelidik,  mengkaji dan mengklarifikasi masalah, humor (tidak bersifat kaku), tidak menuduh, tidak menghakimi, mendorong,  jujur, mengakui kesalahan, memfasilitasi klien, dan menghargai hak klien. Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan misalnya.
                                    a. mendengar aktif
                                    b. mengkaji
                                    c. klarifikasi
                                    d. humor
e. sikap yang tidak menuduh
                                    f. pengakuan
                                    g. fasilitas
                                    h. pemberi ijin





















BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan dan Saran
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian, system dukungan pribadi  dan dukungan dari pelayanan maternitas. Diharapkan dapat membantu bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada kliennya dan sebagai salah satu acua untuk memulai asuhan kebidanan.
Dalam Teori Ella Joy Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan dalam melakukan persalinan. Dalam hal ini Lehrman memberikan teknik pada bidan tentang Asuhan Partisipatif kepada kliennya yaitu bidan dapat melibatkan klien untuk bertanggung jawab.

















DAFTAR PUSTAKA

1.     www.google.com
2.     Buku Konsep kebidanan September 2008 dari fitramaya ( Indra , Nia dkk ).
3.     Buku konsep kebidanan September 2012 dari ( rita Yulifah dan Surachmindari )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar