BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pelayanan kesehatan di suatu
negara. Angka kematian ibu di Indonesia sendiri masih sangat tinggi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2005, angka kematian ibu saat melahirkan adalah sebanyak 262 per 100.000
kelahiran hidup. Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2008 ) Angka Kematian Ibu
(AKI) mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, dimana penyebab kematian ibu
terbanyak adalah perdarahan (28 %), eklampsia (24 %), komplikasi puerperium (8
%), dan abortus (5 %). Hal tersebut tidak berbeda jauh pada tahun 2003 angka
kematian ibu adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu
diantaranya perdarahan sebanyak 30 % dari total kasus kematian, abortus 25 %,
eklampsia 12 %, infeksi 5 %,partus lama 5 %,emboli obstetrik 3 %, komplikasi
masa nifas 8 %,dan penyebab lain 12 % ( Siswono, 2005 ).
Angka
kematian ibu di Jawa Tengah adalah 252 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut masih jauh dua kali lipat lebih tinggi dari target Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup (Erlina,
2008). Menurut Manuaba (2008), penyebab kematian maternitas terbanyak adalah
perdarahan (40-60%), eklampsia (20-30%) dan infeksi (15-30%). Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada
masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya (Saefudin,2001).
Tujuan
asuhan masa nifas antasa lain : menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik
maupun psikologi, melaksanakan skrining komprehensif mendeteksi masalah
mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan kesehatan diri, nutrisi,
menyusui (ASI), keluarga berencana, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan
bayi sehari-hari, dan memberikan pelayanan keluarga berencana (Depkes RI,
2008).
Angka
kejadian perdarahan post partum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
dua bulan terakhir (13 Januari 2011 – 13 Maret
2011) yaitu 25 kasus atau 7. 02 % dari 356 jumlah persalinan (Data Rekam
medik RSUD Margono, 2011).
B. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk
mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post
partum.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa
dapat mempelajari dan memahami penerapan asuhan kebidanan yaang meliputi :
a. Pengumpulan data dasar secara
subyektif dan obyektif pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum.
b. Intrerpretasi data klien untuk
kasus ibu nifas dengan post partum.
c. Penetapan diagnosa potensial dan
antisipasi yang harus dilakukan bidan dari ibu nifas dengan perdarahan post
partum.
d. Penetapan kebutuhan atau
tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk kasus ibu nifas dengan
perdarahan post partum.
e. Penetapan rencana asuhan
kebidanan untuk kasus ibu nifas dengan post partum.
f. Pelaksanaan tindakan untuk kasus
ibu nifas dengan perdarahan post partum.
g. Evaluasi efektifitas asuhan yang
diberikan dan memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.
C. Manfaat
Manfaat
studi kasus ini diarahkan untuk kepentingan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan kepentingan bagi lembaga terkait :
1.
Institusi
Rumah Sakit
Hasil
studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan data dan kejadin kasus ibu
nifas dengan perdarahan post partum.
2.
Mahasiswa
Hasil
studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam memberikan asuhan
kebidanan tentang kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
I. Perdarahan
Post Partum
A.Pengertian
Ada
beberapa sumber yang menyatakan tentang perdarahan post partum, diantaranya:
1.
Perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan
lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III yang disebabkan
karena perdarahan pasca persalinan, placenta previa, solutio placenta,
kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri yang merupakan penyebab ¼ kematian
ibu (Anggraeni, 2010).
2.
Perdarahan post partum adalah perdarahan setelah bayi lahir yang volumennya
melebihi 500 cc (Manuaba, 2008).
3.
Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III
selesai (setelah placenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat (Sarwono, 2007).
4.
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang pasif yang bersal dari tempat
implantasi, merupakan penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil
ektopik dan abortus (Sarwono)
B. Klasifikasi
klinis
Menurut
Anggraeni (2010) Perdarahan pasca persalinan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Perdarahan pasca persalinan primer (early postpartum haemorrhage, atau
perdarahan pasca persalinan segera). Perdarahan pasca persalinan primer terjadi
dalam 24 jam pertama dan yang terbanyak terjadi dalam 2 jam pertama. Penyebab
utama perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio
placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir.
2.
Perdarahan pasca persalinan sekunder (late postpartum haemorrhage, atau
perdarahan masa nifas, atau perdarahan pasca persalinan lambat). Perdarahan
pasca persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama
perdarahan pasca persalinan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa
placenta atau membran., 2008).
C. Etiologi
Menurut
Anggraeni (2010) penyebab perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1. Atonia uteri
Pada atonia
uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab
utama dari perdarahan postpartum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion,
kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar), partus lama dan pemberian
narkosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.
2. Laserasi jalan lahir
Robekan jalan lahir
merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan
dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan
uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan cerviks atau
vagina.
3. Robekan cervik
Persalinan selalu
mengakibatkan robekan servik, sehingga servik seorang multipara berbeda dari
yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan
perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila placenta sudah
lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik. Namun, perdarahan masih belum
berhenti dikarenakan adanya robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina.
4. Fistula
Fistula akibat
pembedahan vagina makin lama makin jarang karena tindakkan vagina yang sulit
untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesaria. Fistula dapat
terjadi mendadak karena perlukaan pada vagina yang menembus kandung kemih atau
rektum, misalnya oleh perforator atau alat untuk dekapitasi, atau karena
robekan servik menjalar ketempat-tempat tersebut. Jika kandung kemih luka, urin
segera keluar melalui vagina.
5. Robekan perineum
Robekan perineum
terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya. Robekan perinium umumnya terjadi di garis tengah dan
bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalucepat, sudut arkus pubis
lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan
ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika.
6. Retensio Placenta
Retensio Placenta
adalah belum lahirnya placenta 30 menit setelah anak lahir. Tidak semua
retensio placenta menyebabkan terjadinya perdarahan. Apabila terjadi
perdarahan, maka placenta dilepaskan secara manual lebih dulu.
7. Tertinggalnya Sisa Placenta
Suatu waktu bagian dari
placenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak berkontraksi dengan
baik dan keaadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada
beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa placenta.
8. Inversio Uterus
Uterus dikatakan
megalami inversi jika bagian dalam menjadi diluar saat melahirkan placenta. Reposisi
sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, lingkaran kontriksi
sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah.
9. Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada
daerah-daerah yang mengalami laserarasi atau atau pada daerah perineum.
D.
Faktor Predisposisi
Menurut Manuaba (2008) faktor
predisposisi perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1.
Keadaan umum pasien yang mempunyai gizi rendah:
a. Hamil dengan
anemia
b. Hamil dengan
kekurangan gizi/malnutrisi
2.
Kelemahan dan kelelahan otot rahim
a. Grande
multipara
b. Jarak
kehamilan dan persalinan kurng dari 2 tahun
c. Persalinan
lama atu terlantar
d. Persalinan
dengan tindakan
e. Kesalahan
penanganan kala III
3.
Pertolongan persalinan dengan tindakan
4.
Overdistensi pada kehamilan:
a. Hidramnion
b. Gemeli
c. Berat anak
yang melebihi 4000 gram
E.
Gejala klinis
Menurut
Anggraeni (2010) gejala klinis perdarahan post partum adalah sebagai berikut:
1. Atonia uteri
Tanda
dan gejala:
a.
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
b.
Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pasca persalinan primer)
2.
Robekan jalan lahir
Tanda
dan gejala:
a.
Perdarahan segera
b.
Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
c.
Uterus kontraksi baik
d.
Plasenta baik
3.
Retensio plasenta
Tanda
dan gejala :
a.
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
b.
Perdarahan segera
c.
Uterus berkontraksi baik
4.
Tertinggalnya sebagian plasenta ( sisa plasenta )
Tanda
dan gejala :
a.
Plasenta atau sebagian selaput ( mengandung pembuluh darah) tidak lengkap
b.
Perdarahan segera
5. Invertio
uteri
Tanda
dan gejala :
a.
Uterus tidak teraba
b.
Lumen vagina terisi masa
c.
Tampak tali pusat ( jika plasenta belum lahir )
d.
Perdarahan segera
e.
Nyeri sedikit atau berat
F. Komplikasi
Perdarahan Post Partum
Menurut
Manuaba (2008) komplikasi perdarahan post partum adalah sebagai berikut :
1.
Memudahkan terjadinya :
a.
anemia yang berkelanjutan
b.
infeksi puerperium
2.
Terjadinya nekrosis hipofisis anterior
a.
menurunnya berat badan
b.
penurunan fungsi seksual
c.
turunnya metabolisme hipotensi
d.
amenorea sekunder
e.
memudarnya tanda tanda sekunder
G. Penanganan
Perdarahan Post Partum
Apabila
placenta belum lahir dalam 30 menit sampai 1 jam setelah bayi lahir, apalagi
bila terjadi perdarahan maka harus segera dikeluarkan.
1. Lahirkan
placenta dengan cara manual.
2. Palpasi
uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
3. Memeriksa
placenta dan selaput ketuban apakah lengkap atau tidak
4. Lakukan
eksplorasi kavum uteri untuk mencari : sisa placenta atau selaput ketuban, robekan rahim, plasecenta
suksenturiata
5. Inspekulo :
untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varices yang pecah
6. Pemeriksaan
laboratorium, periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test)
H. Atonia Uteri
Miometriunm
tidak berkontraksi, 2/3 dari semua perdarahan post partum, 20% terjadi pada ibu
tanpa factor resiko.
Factor resiko :
1. Uterus
meregang > normal
2. Persalinan
lama
3. Partus
presipitatus
4. Persalinan
dengan induksi/akselrasi oksitosin
5. Infeksi
intrapartum
6. Grande
multigravida
7. Umur
II. Proses
Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Manajemen
kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan
anakyang dikhusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga, masyarakat, dalam melakukan asuhan menggunakan langkah
manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney (Depkes RI, 1999).
A. PENGKAJIAN
Pengkajian
adalah mengumpulkan informasi yang sistematis tentang klien termasuk kekutan
dan kelemahan klien.
1. Identitas ibu
a. Nama
Nama
yang jelas dan lengkap
b. Umur
Umur
dicatat dalam hitungan jam, bulan,tahun, sebaiknya dinyatakan jenis kelamin
laki-laki atau perempuan
c. Jenis kelamin
Pada
jenis kelamin dinyatakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
d. Suku
Dinyatakan
untuk mengetahui jenis suku atau kebangsaan
e. Agama
Dinyatakan
utuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien.
Dengan diketahui agama pasien akan memudahkan dan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
f. Pendidikan
Dinyatakan
untuk mengetahui tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kesehatan pasien.
g. Alamat
Dinyatakan
untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak.
2. Anamnesa (Data Subyektif)
Anamnesa
(data subyektif) diperoleh dari informasi yang diberikan oleh pasien atau
keluarga pasien dalam anamnesa data- data yang meliputi :
a.
Keluhan
utama
Mengenai
keluhan yang ada pada pasien
b.
Alasan
dating
Mengenai
alasan mengapa pasien tersebut datang kepelayanan kesehatan.
c.
Riwayat
penyakit dahulu
Mengenai
riwayat dahulu data yang diperlukan atau dinyatakan meskipun penyakit yang ada
meliputi :
1) Penyakit pada
saat hamil
2) Kebiasaan
pada waktu hamil
3) Riwayat
persalinan sekarang
3. Pemeriksaan
Fisik ( Data Oyektif )
Data
obyektif didasarkan pada fenomena yang dapat diamati dan dipertunjukan secara
fakta. Fenomena tersebut yang dapat diamati dikumpulkan oleh seseorang selain
daripada pasien. Pemeriksaan fisik pada kasus perdarahan post partum data yang
diperlukan meliputi :
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Pemeriksaan
fisik secara sistematis
B. INTERPRETASI
DATA
Ada
beberapa hal masalah tidak dapat diidentifikasi atau diterapkan sebagai
diagnosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana pelayanan
komprehensif. Masalah – masalah berhubungan dengan pelayanan nyata yang
ditetapkan sebagai diagnosa dan sering diidentifikasi bidang tertentu
pengalaman tersebut ( Depkes RI 2003 ).
C. ANTISIPASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Pada
langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan sambil mengamati klien. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
perdarahan post partum sisa plasenta dan anemia sedang adalah anemia berat.
D. IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera dengan dr.Sp.OG untuk memberikan tindakan selanjutnya.
E. PERENCANAAN
Rencana
tindakan komprehensif ditentukan berdasarkan tahaan dulu atau sebelumnya untuk
mengantisipasi masalah serta diagnosa. Kasus perdarahan post partum sisa
plasenta dan anemia sedang rencana yang dirumuskan adalah melakukan kuretase.
F. PELAKSANAAN
Pelaksanaan
rencana tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun
pada kasus perdarahan post partum sisa plasenta dan anemia sedang.. Pelaksanaan
rencana tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menyeluruh yang telah
disusun.
G. EVALUASI
Evaluasi
merupakan suatu penganalisa hasil implementasi asuhan yang telah dilaksanakan
dalam periode untuk menilai keberhasilannya, apakah benar-benar memenuhi
kebutuhan untuk dibantu.Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi berdasarkan analisa.
Jika keadaan pasien sudah membaik pasien diperbolehkan untuk pulang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS
Ny. S UMUR 34 TAHUN PII A0 Ah II 6 JAM POST (PARTUM VACUM
EXTRASI) DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
No. Register : 858730
Tempat praktek : RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Tgl/jam masuk : 09 Juli 2011
jam : 13.20 WIB
Ruang
: Flamboyan
I. Pengkajian
Tgl : 09 Juli
2011
Jam : 16.15 WIB
A. Identitas / Biodata
Nama
Ibu
: Ny.
S
Nama Suami
: Tn. S
Umur
: 34 Thn
Umur
: 43 Thn
Suku/
Kebangsaan : Jawa/
Ind.
Suku/Kebangsaan : Jawa/Ind.
Agama
:
Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
:
SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
: Tani
Alamat
Rumah : Gn. wetan RT
06/01
B. Anamnesa
Tgl : 09 Juli 2011
Jam : 16.15 WIB
1. Alasan kunjungan ini
: pasien baru datang ke ruang nifas kiriman VK dengan riwayat Vacum Ekstrasi.
2.
Keluhan sekarang : ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah seperti
menstruasi (± 3 pembalut penuh)
3.
Riwayat menstruasi :
Menarche
umur : 12 Thn
Siklus
: 30 hari
Banyaknya
: hari1-2, 4x ganti pembalut/hari, penuh
Hari 3-4, 3x ganti pembalut/ hari setengah penuh
Hari 5-6, 2x ganti pembalut/ hari setengah penuh
Hari ke 7, flek
Teratur/tidak teratur : teratur
Lamanya
: 7 hari
Dismenorhoe :
tidak ada
Sifat
darah
: encer
4.
Riwayat kehamilan, persalian, dan nifas yang lalu :
No
|
Tgl/Bln/Thn
|
Jenis
Persalinan
|
penolong
|
Tempat
persalinan
|
Komplikasi
|
Bayi
|
Nifas
|
|||
Ibu
|
Bayi
|
PB/BB
|
JK
|
laktasi
|
Perdarahan
|
|||||
1
|
13 mei
2001
|
Vacuum
ekstrai
|
Dokter,
bidan
|
RSMS
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
49/3,2 kg
|
Pr
|
lancar
|
Tidak ada
|
2
|
9 juli
2011
|
Vacuum
ekstrasi
|
Dokter,
bidan
|
RSMS
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
49/3,1 kg
|
Pr
|
lancar
|
Ada
|
5.
Riwayat Kehamilan dan persalinan terakhir :
Usia kehamilan
: 36 minggu
5 hari
Tempat persalinan
: RSMS
penolong : Dokter dan bidan
Jenis persalinan
: Ekstraksi
vacuum
Komplikasi
Partus tak maju : ada
KPD
: Tidak ada
Lain-lain
: Tidak ada
Plasenta
Lahir
: plasenta lahir spontan, tidak lengkap
Kelainan
: Tidak ada
Perinium
Utuh
: Tidak
Ruptur
: Iya, derajat II
Episiotomi
: Iya
Jahitan
: 4 zyde
Perdarahan
Kala
I
: 50 cc
Kala
II
: 100 cc
Kala
III
: 100 cc
Kala
IV
: 80 cc
6.
Keadaan bayi baru lahir
Lahir
tanggal
: 9 Juli
2011
pukul : 10.15 WIB
Jenis kelamin
: Perempuan
BB
: 3100 gram
PB : 49 cm
LK
: 31 cm
LD : 31
cm
Nilai
APGAR :
7,9,10
Cacat bawaan
: Tidak ada
Rawat
gabung : Iya
7.
Pola kebiaasaan sehari-hari :
Sebelum bersalin
|
Setelah bersalin
|
|
Nutrisi
|
Makan : 3 x/hari
Porsi: 1 piring
Komposisi: nasi,lauk,sayur
Minum : 6 gls/hari
Jenis : air putih dan air
teh
Kebiasaan lain : tidak ada
Keluhan : tidak ada
|
Makan : 1 kali
Porsi : ½ piring
Komposisi :nasi,
lauk,sayur
Minum : 4 gelas
Jenis : air putih dan teh
manis
Kebiasaan lain : tidak ada
Keluhan : tidak ada
|
Eliminasi
|
BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : kuning kecoklatan
BAK
Frekuensi : 4-6 x/hari
Konsistensi : cair
Warna : jernih kekuningan
Keluhan : tidak ada
|
BAB
Frekuensi : belum
Konsistensi : belum
Warna : belum
BAK
Frekuensi : 1 kali
Konsistensi : cair
Warna : kuning kemerahan
Keluhan : tidak ada
|
Seksualitas
|
3x/minggu
Keluhan : tidak ada
|
Belum melakukan
Keluhan : tidak ada
|
Personal hygiene
|
Mandi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Ganti pakaian : 2x/hari
Keluhan : tidak ada
|
Mandi : belum
Keramas : belum
Ganti pakaian : 1 kali
Keluhan : belum
|
Ambulasi
|
Memasak,mencuci,mengurus
anak
|
Belum beraktifitas
|
Istirahat
|
Siang : 1 jam
Keluhan : tidak ada
Malam : 7 jam
Keluhan : tidak ada
|
Siang : belum
Keluhan : tidak ada
Malam : belum
Keluhan : tidak ada
|
8. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a. Riwayat
kesehatan ibu sekarang dan dahulu
Penyakit Jantung
: tidak ada
Penyakit Asma/TB
paru
: tidak ada
Penyakit DM
: tidak ada
Penyakit Epilepsi
: tidak ada
Penyakit
hipertensi
: ada, saat UK 7 bulan
Penyakit Ginjal
: tidak ada
Penyakit
Hepatitis
: tidak ada
Penyakit
malaria
: tidak ada
Penyakit
IMS
: tidak ada
Penyakit
HIV/AIDS
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
b. Riwayat penyakit keluarga :
Penyakit Jantung
: tidak ada
Penyakit Asma/TB
paru
: tidak ada
Penyakit DM
: tidak ada
Penyakit Epilepsi
: tidak ada
Penyakit
hipertensi
: tidak ada
Penyakit Ginjal
: tidak ada
Penyakit
Hepatitis
: tidak ada
9.Riwayat KB
No
|
Alat/cara
|
Pasang/mulai
|
Lepas/stop
|
|||
Tgl/Bln/Thn
|
oleh
|
Tgl/Bln/Th
|
Oleh
|
masalah
|
||
1.
|
Suntik 3 bulan
|
Juni 2001
|
bidan
|
Januari 2002
|
Sendiri
|
Perdarahan
|
Rencana KB selanjutnya : ibu mengatakan ingin
menggunakan KB implant
10. Data psikososial
Pengalaman menyusui
: pernah
Pengalaman waktu melahirkan
: ada
Pengetahuan ibu tentang masa nifas dan perawatan bayi : ibu sudah
mengetahui tentang perawatan masa nifas dan perawatan bayi
Pendapat ibu tentang
bayinya
: ibu senang bayinya telah lahir
Kecemasan
: ada
Pengambil keputusan
: suami
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum
: cukup
Kesadaran
: composmetis
Keadaan emosional
: stabil
Tanda vital :
TD :
140/90 mmHg
N : 60x/ menit
R : 20x/ menit
S : 38,4˚C
Tinggi
badan
: 156 cm
Lila
: 27cm
Berat badan
sekarang
: 64 kg
2. Pemeriksaan khusus(head to toe)
a. Kepala
Muka/wajah
: tidak oedema
Lain-lain
: tidak ada
b. Mata
Kelopak
mata
: tidak odema
Konjungtiva
: pucat
Sclera
: putih
Lain-lain
: tidak ada
c. Hidung
Secret/polip
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
d. Telinga:
serumen/polip
: tidak ada
lain-lain
: tidak ada
e. Mulut:
Bibir
: tidak pucat
Gigi
: tidak caries/berlubang
f. Leher
Pembesaran kelenjar
thyroid :
tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
g. Dada
Payudara
Pembesaran :iya
Puting susu : menonjol
Simetris : ya
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ada, kolostrum
Areola
: menghitam
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
d.
Abdomen
Pembesaran
: ada
Benjolan abnormal : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Lain-lain
: tidak ada
e. Uterus
TFU
: satu jari dibawah pusat
Kontraksi
uterus
: lembek
Lain-lain
: tidak ada
f. Ano-genital (inspeksi)
Perineum
Bekas luka jahitan :
ada
Kebersihan
: bersih, tidak ada tanda infeksi
Oedema
: tidak ada
Vulva vagina
Tanda
infeksi
: tidak ada
Pengeluaran pervaginam
Warna
: merah
Lochea
: Rubra
Konsistensi
: cair
Bau
: khas
Banyaknya
: ± 300cc
Anus
: tidak ada hemoroid
Varises dan
odema
: tidak ada
g. Ekstremitas
Atas
Oedema
: tidak ada
Kebersihan
: baik
Warrna jari dan
kuku : normal
Turgor
: baik
Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
Lain-lain
: terpasang infus RL 20 tpm ditangan kanan
Bawah
Oedema
: ada
Kebersihan
: baik
Warna jari dan
kuku : normal
Turgor
: baik
Kekakuan otot dan sendi: tidak ada
Kemerahan
: tidak ada
Varises
: tidak ada
Reflek
: tidak dilakukan
Lain-lain
: tidak ada
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap tgl 9 juli 2011 jam 16.55 WIB
Hemoglobin
: 9,1 gr/dL Nilai
Normal: 12. 0 – 16. 0 gr/ dL
Leukosit
: 20450 /Ul Nilai Normal:
4800 – 10800 / uL
Hematokrit
: 26
%
Nilai Normal: 37- 47 %
Eritrosit
: 2,9
/uL
Nilai Normal: 4. 2- 5.4 10ʌ6 /uL
Trombosit
: 120.000 /uL Nilai Normal: 150. 000 – 450.
000/ uL
MCV
: 89,2 fl Nilai Normal: 79,0-99,0
MCH
: 31,3 pd Nilai Normal:27,0-31,0
MCHC
: 35,3%
Nilai Normal:33,0-37,0
RDW
: 12,9 % Nilai Normal:11,5-14,5
MPV
: 9,8 FL
Nilai Normal:7,2-11,1
Hitung jenis
Basofil
:0,0
%
Nilai Normal:0,0-1,0
Eosinofil
:0,0
%
Nilai Normal:2,0-4,0
Batang
:0,0%
Nilai Normal:2,0-5,0
Segmen
:85,0%
Nilai Normal:40,0-70,0
Limfosit
:8,0%
Nilai Normal:25,0-40,0
Monosit
:7,0%
Nilai Normal:2,0-8,0
PT
:13,4 detik Nilai
Normal:11,5-15,5
APTT
:34,1 detik Nilai
Normal:30-40
USG : sisa plasenta
II. Interpretasi Data
Diagnosa
: Ny. S umur 34
tahun PII A0 AHII 6 jam post vacum extrasi
dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Data
dasar
: Subjektif :
-
Ibu mengatakan bernama Ny. S berumur 34 tahun.
-
Ibu mengatakan pernah melahirkan 2 kali dengan cara vacuum extrasi dan
belum pernah keguguran.
-
Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 9 juli 2011 jam 10.20 WIB.
-
ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah seperti menstruasi (± 3
pembalut penuh)
Objektif :
-
KU
: cukup
-
Kesadaran
: composmetis
-
Keadaan emosional : stabil
- Tanda
vital : TD : 140/90
mmHg
N : 60x/ menit
R : 20x/ menit
S : 38,4˚C
- TFU
: 1 jari di bawah pusat
-
Kontraksi uterus lembek
-
PPV : warna merah segar, jumlah ± 300 cc
-
Hb: 9,1 gram/ %
-
Konjungtiva: pucat
Masalah
: ibu mengatakan badannya lemas dan mengeluarkan darah seperti menstruasi
(± 3 pembalut penuh)
Kebutuhan : Cukupi kebutuhan cairan
ibu
III. Diagnosa Potensial
Syok haemorage
Data dasar:
- ibu mengatakan
badannya lemas dan mengeluarkan darah seperti menstruasi (± 3 pembalut penuh)
- perdarahan: ± 300
cc
IV. Antisipasi Tindakan Segera
Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian
terapi dan penanganan
V. Perencanaan
1. Jelaskan keadaan dan
hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Cukupi kebutuhan
cairan ibu.
3. Lakukan eksplorasi
untuk mengetahui penyebab perdarahan.
4. Lakukan kolaborasi
dengan dr. SpOG untuk pemberian terapi dan penanganan
Paracetamol 500 mg
Drip synto 20 IU 40 tpm
Gastrul 2 tablet/ rectal
Methergin 1 ampul IM
5. Pantau perkembangan
ibu
VI. Pelaksanaan
Tgl : 9 Juli
2011
jam : 13.25 WIB
1. Menjelaskan
keadaan dan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami
perdarahan yang disebabkan karena kontraksi uterus lembek.
2. Menjelaskan
kebutuhan cairan ibu dengan menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum agar ibu
tidak mengalami dehidrasi karena kehilangan banyak darah.
3. Melakukan
eksplorasi untuk mengetahui perdarahan, setelah explorasi stosel di
keluarkan dan uterus di massase.
4. Melakukan
kolaborasi dengan dr. SpOG untuk :
a. Melanjutkan pemberian cairan infus RL dengan synto
20 IU di 40 tpm
b. Memberikan terapi :
Paracetamol 500 mg, 3 x1 tablet
Drip
synto 20 IU 40 tpm.
Gastrul 2
tablet/ rectal
Methergin
1 ampul IM
5. Memantau
perkembangan ibu.
VII. Evaluasi
Tgl : 9 Juli 2011
jam : 13.35 WIB
1.
Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan ibu
2.
Kebutuhan cairan ibu tercukupi, ibu bersedia untuk memperbanyak minum.
3.
Eksplorasi sudah dilakukan,stosel sudah dikeluarkan dan uterus sudah di
massase.
4.
Kolaborasi telah dilakukan,dan semua terapi sudah di berikan,keadaan umum
pasien sudah mulai membaik.
5.
Hasil pemantauan : terlampir
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
NAMA
: Ny.
S
USIA
: 34 Tahun
NO.
RM :
858730
ALAMAT : Gn. Wetan 06/I Jati lawang
Tanggal / jam
|
S
|
O
|
A
|
P
|
09 Juli
2011
14.00 WIB
10
Juli 2011
05.00 WIB
11 Juli 2011
02.00 WIB
04.30 WIB
12 Juli
2011
15.00 WIB
|
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Ibu
mengatakan kedinginan
- Ibu mengatakan
sudah tidak kedinginan
- Ibu mengatakan
tidak pusing
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
|
- KU: sedang, anemis
- PPV:1 pembalut penuh
- VS:
TD:
140/90 mmHg
N: 60
x/mnt
R:
20x/mnt
S: 38,4 ºC
- Hb : 9,1gr%
- KU: cukup
- PPV:1 pembalut penuh
- VS:
TD:
140/100 mmHg
N: 84
x/mnt
R:
20x/mnt
S: 36,8 ºC
- VS
TD:
150/90 mmHg
N: 80
x/mnt
S: 35,9 ºC
R:
18x/mnt
- VS
TD:
130/80 mmHg
N: 82
x/mnt
S: 35,9 ºC
R:
18x/mnt
- TD : 170/ 110 mmHg
- N: 80 x/mnt
- Nifedipin 1 tablet
|
-
Ny. S umur 34 tahun PII A0 AHII 1 hari post
vacum extrasi dengan perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
- Ny. S umur 34 tahun PII
A0 AHII 2 hari post vacum extrasi dengan
perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny. S umur 34 tahun PII
A0 AHII 3 hari post vacum extrasi dengan
perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny. S umur 34 tahun PII
A0 AHII 3 hari post vacum extrasi dengan
perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
Ny. S umur 34 tahun PII
A0 AHII 4 hari post vacum extrasi dengan
perdarahan post partum primer dan anemia ringan.
|
- Monitor suhu
- Monitor TTV
- Monitor eliminasi
- Monitor kontraksi
-
Cek DL ulang
-
Monitoring perdarahan
-
Monitor KU
-
Monitor PH dan VH
-
Monitor PPV
-
Monitor eliminasi
-
Monitor US
-
Motifasi makanan bergizi
-
Beri kompres hangat
-
Motivasi VS
-
O2 2 liter: positif
Lanjutkan intervensi
-
Menyeka ibu
-
Monitoring KU
-
Control UT
-
Monit PPV
-
Motif eliminasi
-
Pukul 17.00 WIB mengambil sample darah untuk cek DL
Pukul 18.00WIB
|
Perkembangan
terakhir hingga hari ini tanggal 13 Juli 2011 pasien masih dirawat di ruang
Flamboyan dengan keadaan mulai membaik dengan pengeluaran darah ± 30 cc
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dalam
bab ini dibahas mengenai adanya kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan dengan harapan dapat diperoleh gambaran secara nyata dan
sejauh mana asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan perdarahn post
partum sisa plasenta dan anemia sedang apakah sudah sesuai dengan teori dan
keaktifan dalam mengatasi kondisi klien.
Menurut
Helen Varney (2007:27) alur pikir bidan dalam menghadapi klien meliputi 7
langkah Varney yaitu ; pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
antisipasi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, uraiannya
sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
Pada
kasus Ny.R umur 24 th PII A0 dengan perdarahan post partum karena atonia uteri.
Pengkajian
ini dilakukan melalui anamnesa kepada pasien dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang menjadi fokus permasalahan asuhan yang sesuai dengan kasus pada
pasien.
2. Data obyektif
Pemeriksaan
fisik yang didapat pada kasus Ny.S umur 34 th PII A0 adalah adanya perdarahan 6
jam setelah partus dan kontraksi uterus lembek.
Pada
teori disebutkan tanda dan gejala dari perdarahan post partum karena atonia
uteri yaitu:
a. Uterus tidak
berkontraksi dan lembek
b. Perdarahan
segera setelah anak lahir (perdarahan pasca persalinan primer)
B. INTERPRETASI
DATA
Pada
kasus yang telah dikaji sebelumnya diperoleh diagnose Ny S umur 34 th PIIA0
dengan perdarahan post partum karena atonia uteri. Berdasarkan kasus Ny S dan
teori tidak terdapat kesenjangan dalam menentukan diagnosa masalah.
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada
kasus Ny S umur 34 th PII A0 dengan perdarahan post partum karena atonia uteri
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Pada
kasus Ny S umur 34 th PII A0 dengan perdarahan post
partum karena atonia uteri penanganan segera yaitu kolaborasi dengan dr.Sp.OG
karena dalam lingkup RS untuk penanganannya meliputi:
Memberikan
terapi :
Ø Paracetamol 500 mg
Ø Drip synto 20 IU 40 tpm.
Ø Gastrul 2 tablet/ rectal
Ø Methergin 1 ampul IM
E. PERENCANAAN
1. Teori : Merencanakan suatu tindakan yang hendak
dilaksanakan untuk megatasi suatu permasalahan yang ada
2. Lahan :
Sesuai dengan teori yang ada
3. Pembahasan :
Tidak adanya kesenjangan antara teory dengan yang dilakukuan di lahan
F. PELAKSANAAN
Antara
teory dengan lahan tidak ada kesenjangan yang terjadi, pada langkah ini
dilaksanakan suatu tindakkan yang muncul dari hasil perencanaan di awal sebagai
wujud implementasi tindakkan.
G. EVALUASI
Merupakan
hasil dari tindakan yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhan atau
permasalahan yang telah terjadi sebagai hasil akhir dari implementasi.
Dipastikan lahan sudah sangat sesuai dengan tindakan yang pada awalnya telah
direncanakan dan implementasikan secara menyeluruh.
BAB
IV
KESIMPULAN
a.
Kesimpulan
Nifas
adalah dimana kondisi setelah melahirkah atau masa post partum yang sangat
perlu di perhatikan oleh penolong persalinan entah bidan, dokter atau petugas
kesehatan lainnya. Tujuan asuhan masa nifas antasa lain : menjaga kesehatan ibu
dan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining komprehensif
mendeteksi masalah mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan kesehatan
diri, nutrisi, menyusui (ASI), keluarga berencana, pemberian imunisasi pada
bayi dan perawatan bayi sehari-hari, dan memberikan pelayanan keluarga
berencana (Depkes RI, 2008).
Daftar
Pustaka
a.
http://areyya Asuhan kebidanan pada ibu nifas
patologi //google.com
b.
http://niiadwii1234.blogspot.com/2012/11/askeb-nifas-patologi_12.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar